1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal ?
-
2
2. Posting atau pemindahbukuan adalah proses pemindahan informasi dari :
-
3
3. Di antara kejadian berikut mana yang bukan merupakan transaksi usaha ?
-
4
4. Di antara persamaan berikut mana yang bukan merupakan persamaan akuntansi ?
-
5
5. Pembelian Perlengkapan Kantor secara kredit akan mempengaruhi persamaan akuntansi sebagai berikut :
-
6
6. Mana di antara pernyataan berikut yang tidak tepat ?
-
7
7. Pembelian tanah secara tunai akan dicatat sebagai :
-
8
8. Mana di antara penyataan berikut yang tidak tepat ?
-
9
9. Perkiraan yang dikredit untuk penerimaan kas dari pelanggan adalah :
-
10
10. Suatu usaha memiliki Kas sebesar Rp 6.000, Wesel Bayar Rp 5.000, Utang Rp 8.600, Pendapatan Jasa Rp 14.000 dan Beban Sewa Rp 3.600. Berdasarkan data di atas berapakah jumlah kewajiban totalnya ?
Selasa, 27 Januari 2015
Soal Akuntansi
Akuntansi Piutang
Akuntansi Piutang
Akuntansi Piutang
-
PENGERTIAN PIUTANGPiutang merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas lain. Piutang juga disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi:
-
Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung oleh instrument kredit resmi seperti Promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.
-
Piutang Usaha Biasa yaitu tagihan yang didukung oleh bukti usaha biasa biasa seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke fihak yang berhutang (debitur).
-
-
PIUTANG WESELPiutang Wesel adalah piutang yang didukung instrument kredit resmi seperti promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat. Contoh adalah:
-
AKUNTANSI WESEL TAGIH/PIUTANG WESELAkuntansi untuk wesel dapat dibagi menjadi akuntansi pada saat timbulnya, saat jatuh tempo atau saat piutang ini dijual.
-
Akuntansi saat timbulnya piutang weselWesel dapat timbul karena menjual barang secara kredit atau bias juga timbul karena perusahaan memberi pinjaman.
-
Menjual barang/jasa secara kredit. Misalkan perusahaan menjual jasa secara kredit dan perusahaan menerima promes senilai Rp 1.000.000,00 maka jurnal yang dibuat adalah:
-
-
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Jan 2 | Piutang Wesel Penjualan | 1.000.000 | 1.000.000 |
-
Terdapat piutang yang sudah jatuh tempo. Misalkan perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 menjual jasa secara kredit dan jatuh tempo 2 Februari 2006. Pada tanggal 2 Januari 2006 perusahaan menerima promes senilai Rp 1.000.000,00 bunga 12% jatuh tempo 2 Mei 2006 sebagai pelunasan tagihan tersebut, maka jurnal yang yang dibuat adalah:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Jan 2 | Piutang Wesel Piutang | 1.000.000 | 1.000.000 |
-
Akuntansi pada saat jatuh tempo. Mestinya pada tanggal jatuh tempo perusahaan akan menerima uang sebesar nilai nominal wesel dan bunganya. Tapi kadangkala debitur tidak sanggup membayar.1) Pada saat jatuh tempo debitur membayar, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Mei 2 | Kas
Piutang Wesel Pendapatan Bunga |
1.030.000 | 1.000.000 30.000 |
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Mei 2 | Piutang
Piutang Wesel Pendapatan Bunga |
1.030.000 | 1.000.000 30.000 |
-
Menjual Wesel TagihSebelum jatuh temponya, suatu piutang wesel dapat dijual atau didiskontokan. Misalkan sebuah wesel sebagaimana tersaji pada angaka 2 diatas yang jatuh tempo pada tanggal 14 Juni 2006 dijual oleh PT ABC ke Bank Amanah pada tanggal 15 Mei 2001 dengan discount 10% setahun. Untuk menentukan jumlah yang diterima PT ABC, dibuat perhitungan sebagai berikut:
Nominal piutang $2,500.00
Bunga 16 Maret s.d. 14 Juni 2006=2,500 x 12% x 90/360 75.00
Nilai pada jatuh tempo 2,575.00
Discount: 2,575 x 10% x 30/360 21.46
Jumlah yang diterima 2,553.54
Perhitungan hari bunga:
Maret = 15 hari
April = 30 hari
Mei = 31 hari
Juni = 14 hari
90 hari
Perhitungan hari discount:
Mei = 16 hari
Juni = 14 hari
30 hari
Untuk membuat jurnal pada tanggal penjualan perllu dibandingkan antara nilai nominal wesel dengan hasil penjualan. Jika hasil penjualan lebih besar daripada nilai nominal, maka selisihnya merupakan pendapatan bunga. Sebaliknya jika hasil penjualan lebih kecil daripada nilai nominal maka selisihnya dicatat sebagai beban bunga. Dengan demikian jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 15 Mei 2006 adalah sebagai berikut:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Mei 2 | Kas
Piutang Wesel Pendapatan Bunga |
2,553.54 | 2,500.00 53.54 |
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Juni 14 | Piutang Kas | 2,575 | 2,575 |
-
PIUTANG USAHA BIASA
-
Timbulnya piutang dan akuntansinyaPiutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan baran/jasa yang dijual.
-
Penjualan barang/jasaJika perusahaan menjual jasa secara kredit, misalkan perusahaan pada tanggal 5 Januari 2006 telah menjual jasa sebesar Rp 5.000.000,00. Karena perusahaan sudah menyerahkan jasa, maka perusahaan dapat mengakui piutang dan pendapatan jasa dengan membuat jurnal sebagai berikut:
-
-
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Jan 5 | Piutang Usaha Pendapatan Usaha | 5.000.000 | 5.000.000 |
-
Pemberian PinjamanPiutang juga dapat timbul karena perusahaan memberi pinjaman uang pada perusahaan lain. Misalnya pada tanggal 15 Januari 2006 PT Angkasa Pura II telah memberi pinjaman kepada pegawai sebesar Rp 500.000,00 maka jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2006 Jan 15 | Piutang Pegawai Kas | 500.000 | 500.000 |
-
Kerugian PiutangPiutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua metode dalam akuntansi kerugian piutang, yaitu:
-
Metode LangsungJika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika ada piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening Piutang dikredit. Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam Laporan Laba Rugi.
-
Metode Cadangan/PenyisihanJika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian Piutang dan mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai pengurang Piutang.
Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening Cadangan dan mengkredit rekening Piutang.
Jika banyak penghapusan piutang, saldo Cadangan dapat habis, oleh karena itu setiap akhir tahun Cadangan disesuaikan. Jadi pencatatan kerugian piutang dilakukan pada saat:
-
-
pembentukan Cadangan; dan
-
penyesuaian saldo Cadangan.
|
|||
Transaksi | Jurnal | ||
Membentuk Cadangan | Beban Kerugian Piutang Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang | 5.000 | 5.000 |
Menghapus Piutang | Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang Piutang | 3.000 | 3.000 |
Menerima Piutang yang telah dihapus | Piutang Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang | 2.500 | 2.500 |
Kas Piutang | 2.500 | 2.500 | |
Menyesuaikan akun Cadangan | Pada akhir tahun dilakukan penyesuian berdasarkan:
|
1) Dasar Penjualan
Pertama, tentukan besarnya penjualan kredit selama setahun, jika tidak ada data gunakan total penjualan selama satu periode. Besarnya taksiran kerugaian ditentukan dengan mengalikan % kerugian dengan penjualan tersebut, lalu dijurnal. Misalkan penjualan kredit selama tahun 2005 sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan ditaksir kerugian piutang adalah 5% x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 50.000.000,00. Jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2005 Des 31 | Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang | 50.000.000 | 50.000.000 |
Terdapat tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:
-
Menentukan besarnya taksiran kerugian piutang;
-
Membandingkan taksiran kerugian piutang dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan;
-
Membuat jurnal jika hasil perbandingan pada poin b tidak sama.
Untuk menentukan besarnya taksiran kerugian piutang dikemudian hari, dapat didasarkan pada: (1) Total piutang pada akhir tahun, atau (2) Umur masing-masing tagihan.
-
Didasarkan pada Total PiutangCaranya dengan mengalikan total piutang dari rekening “Piutang” dengan % yang telah ditetapkan. Misalnya dari PT ABC diperoleh data sebagai berikut dan taksiran kerugaian piutang adalah 15% dari total piutang.
DEBITUR | JUMLAH | TGL FAKTUR | TGL JATUH TEMPO |
PT A | 2.000 | 20/12/2005 | 20/01/2006 |
PT B | 2.500 | 15/10/2005 | 15/11/2005 |
PT ABC | 1.000 | 15/11/2005 | 15/12/2005 |
PT X | 3.000 | 3/10/2005 | 3/11/2005 |
PT Y | 2.500 | 3/7/2005 | 3/8/2005 |
PT Z | 1.000 | 3/8/2005 | 3/9/2005 |
JUMLAH | 12.000 |
-
Didasarkan pada Umur PiutangCaranya hampir sama, namun saldo rekening piutang dianalisis terhadap tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo, kemudian dikelompokkan menurut umurnya. Kemudian saldo masing-masing kelompok piutang dikalikan dengan prosentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman. Cara menentukan umur piutang dapat dicari (a) dari tanggal faktur ke 31 Desember atau (b) dari tanggal jatuh tempo ke 31 Desember.
-
Umur piutang dihitung dari tanggal jatuh tempo ke tanggal 31 DesemberKarena ada kemungkinan terdapat piutang yang belum jatuh tempo maka biasanya pengelompokannya meliputi piutang yang belum jatuh tempo dan yang sudah lewat waktu. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:
-
Umur Piutang | % Taksiran Kerugian Piutang |
Belum jatuh tempo | 10% |
Lewat waktu s.d. 30 hari | 15% |
Lewat waktu lebih dari 30 hari | 20% |
Nama Debitur | Jumlah | Belum Jatuh Tempo | Lewat s.d 30 Hari | Lewat Waktu > 30 Hari |
PT A | 2.000 | 2.000 | ||
PT B | 2.500 | 2.500 | ||
PT ABC | 1.000 | 1.000 | ||
PT X | 3.000 | 3.000 | ||
PT Y | 2.500 | 2.500 | ||
PT Z | 1.000 | 1.000 | ||
Jumlah | 12.000 | 2.000 | 1.000 | 9.000 |
% Penyisihan | 10% | 15% | 20% | |
Jumlah Penyisihan | 2.150 | 200 | 150 | 1.800 |
-
Umur piutang dihitung dari tanggal faktur ke tanggal 31 DesemberKarena umur piutang dihitung dari tanggal faktur, maka biasanya pengelompokan umur piutang berdasarkan jumlah hari. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:
Umur Piutang | % Taksiran Kerugian Piutang |
s.d. 30 hari | 10% |
31 s.d. 60 hari | 15% |
lebih dari 60 hari | 20% |
Nama Debitur | Jumlah | s.d. 30 hari | 31 s.d. 60 hari | Lebih dari 60 hari |
PT A | 2.000 | 2.000 | ||
PT B | 2.500 | 2.500 | ||
PT ABC | 1.000 | 1.000 | ||
PT X | 3.000 | 3.000 | ||
PT Y | 2.500 | 2.500 | ||
PT Z | 1.000 | 1.000 | ||
Jumlah | 12.000 | 2.000 | 1.000 | 9.000 |
% Penyisihan | 10% | 15% | 20% | |
Jumlah Penyisihan | 2.150 | 200 | 150 | 1.800 |
Membandingkan antara jumlah taksiran kerugian piutang yang telah dihitung dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Dari perbandingan ini akan ada 4 kemungkinan, yaitu:
-
Rekening Cadangan bersaldo Kredit yang sama dengan taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, tidak ada penyesuaian.
-
Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih kecil dari taksiran kerugian piutang hasi perhitungan, perlu ditambah dengan membuat jurnal penyesuaian.
-
Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih besar dari taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, perlu dikurangi dengan membuat jurnal penyesuaian.
-
Jika Cadangan bersaldo debet, berarti Cadangan yang dihitung tahun lalu kurang, sehingga rekening Cadangan harus dikredit sejumlah saldo debet ditambah dengan jumlah taksiran kerugian piutang hasil perhitungan.
Kasus I
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.150,00, maka tidak perlu ayat jurnal penyesuaian.
Kasus II
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2005 Des 31 | Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang | 150 | 150 |
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl | Uraian | Jumlah | Tgl | Uraian | Jumlah |
Des 31 | 2.000 | ||||
31 | AJP | 150 |
Tgl | Uraian | Jumlah | Tgl | Uraian | Jumlah |
Des 31 | AJP | 150 | |||
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 3.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2005 Des 31 | Penyisihan Ker. Piutang Beban Kerugian Piutang | 850 | 850 |
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl | Uraian | Jumlah | Tgl | Uraian | Jumlah |
31 | AJP | 850 | Des 31 | 3.000 | |
Tgl | Uraian | Jumlah | Tgl | Uraian | Jumlah |
Des 31 | AJP | 850 | |||
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan debet Rp 1.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2005 Des 31 | Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang | 3.150 | 3.150 |
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl | Uraian | Jumlah | Tgl | Uraian | Jumlah |
Des 31 | 1.000 | Des 31 | AJP | 3.150 | |
Tgl | Uraian | Jumlah | Tgl | Uraian | Jumlah |
Des 31 | AJP | 3.150 | |||
-
Penyajian di NeracaPiutang di sajikan di neraca sebesar nilai realisasinya. Nilai ini adalah jumlah yang akan diterima berupa nilai nominal dikurangi denan taksiran kerugian piutang yang telah dibentuk dan disesuaikan setiap akhir tahun. Dengan demikian jumlah tersebut merupakan jumlah yang diharapkan dapat ditagih.
Dengan data di atas, Neaca PT ABC akan tampak sebagai berikut:
PT ABC
Neraca
31 Desember 2005
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00
Penyisihan Kerugian Piutang (Rp 2.150,00) Rp 9.850,00
Kadangkala perusahaan memberikan potongan tunai dan kesempatan untuk mengembalikan barang (retur penjualan). Jika perusahaan telah menjual barang dengan syarat di atas, maka ada kemungkinan pembeli akan membayar dalam masa diskon atau bahkan pembeli dapat saja mengembalikan barang ke perusahaan. Agar perusahaan dapat menyajikan nilai piutang sebesar nilai realissi, maka pada akhir tahun perusahaan membuat jurnal untuk mengakui retur dan pemberian potongan penjualan walaupun belum terjadi retur dan pemberian potongan tunai penjualan. Jurnal itu juga dmaksudkan untuk mengurangi nilai piutang sehingga nilai yang disajikan adalah sebesar nilai yang dapat direalisir. Misalkan pada akhir tahun 2005 diperkirakan bahwa debitur akan membayar dengan diskon Rp 20,00 dan melakukan retur Rp 100,00, maka perusahaan pada tanggal 31 Desember 2005 akan membuat jurnal:
Tgl. | Akun | Debet | Kredit |
2005 Des 31 | Potongan Tunai Penjualan Cadangan Pot. Tunai Penjualan | 20 | 20 |
Retur Penjualan Cadangan Retur Penjualan | 100 | 100 |
Neraca
31 Desember 2005
Harta Lancar:
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00
Cadangan Pot Tunai & Retur Rp 120,00
Penyisihan Kerugian Piutang Rp 2.150,00 (Rp 2.270,00) Rp 9.730
Langganan:
Postingan (Atom)