Akuntansi Piutang
Akuntansi Piutang
-
PENGERTIAN PIUTANG
Piutang merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas
lain. Piutang juga disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti
pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi:
-
Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih, yaitu
tagihan yang didukung oleh instrument kredit resmi seperti Promes.
Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu
tanpa syarat.
-
Piutang Usaha Biasa yaitu tagihan yang didukung oleh bukti
usaha biasa biasa seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah
menjual barang/jasa ke fihak yang berhutang (debitur).
-
PIUTANG WESEL
Piutang Wesel adalah piutang yang didukung instrument kredit resmi
seperti promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada
tanggal tertentu tanpa syarat. Contoh adalah:
-
AKUNTANSI WESEL TAGIH/PIUTANG WESEL
Akuntansi untuk wesel dapat dibagi menjadi akuntansi pada saat timbulnya, saat jatuh tempo atau saat piutang ini dijual.
-
Akuntansi saat timbulnya piutang wesel
Wesel dapat timbul karena menjual barang secara kredit atau bias juga timbul karena perusahaan memberi pinjaman.
-
Menjual barang/jasa secara kredit. Misalkan perusahaan menjual jasa
secara kredit dan perusahaan menerima promes senilai Rp 1.000.000,00
maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Jan 2 |
Piutang Wesel
Penjualan |
1.000.000 |
1.000.000 |
-
Terdapat piutang yang sudah jatuh tempo. Misalkan perusahaan pada
tanggal 2 Januari 2006 menjual jasa secara kredit dan jatuh tempo 2
Februari 2006. Pada tanggal 2 Januari 2006 perusahaan menerima promes
senilai Rp 1.000.000,00 bunga 12% jatuh tempo 2 Mei 2006 sebagai
pelunasan tagihan tersebut, maka jurnal yang yang dibuat adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Jan 2 |
Piutang Wesel
Piutang |
1.000.000 |
1.000.000 |
-
Akuntansi pada saat jatuh tempo. Mestinya pada tanggal jatuh tempo
perusahaan akan menerima uang sebesar nilai nominal wesel dan bunganya.
Tapi kadangkala debitur tidak sanggup membayar.
1) Pada saat jatuh tempo debitur membayar, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Mei 2 |
Kas
Piutang Wesel
Pendapatan Bunga |
1.030.000 |
1.000.000
30.000 |
2) Pada saat jatuh tempo debitur tidak membayar, jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Mei 2 |
Piutang
Piutang Wesel
Pendapatan Bunga |
1.030.000 |
1.000.000
30.000 |
-
Menjual Wesel Tagih
Sebelum jatuh temponya, suatu piutang wesel dapat dijual atau
didiskontokan. Misalkan sebuah wesel sebagaimana tersaji pada angaka 2
diatas yang jatuh tempo pada tanggal 14 Juni 2006 dijual oleh PT ABC ke
Bank Amanah pada tanggal 15 Mei 2001 dengan discount 10% setahun. Untuk
menentukan jumlah yang diterima PT ABC, dibuat perhitungan sebagai
berikut:
Nominal piutang $2,500.00
Bunga 16 Maret s.d. 14 Juni 2006=2,500 x 12% x 90/360 75.00
Nilai pada jatuh tempo 2,575.00
Discount: 2,575 x 10% x 30/360 21.46
Jumlah yang diterima 2,553.54
Perhitungan hari bunga:
Maret = 15 hari
April = 30 hari
Mei = 31 hari
Juni = 14 hari
90 hari
Perhitungan hari discount:
Mei = 16 hari
Juni = 14 hari
30 hari
Untuk membuat jurnal pada tanggal penjualan perllu dibandingkan antara
nilai nominal wesel dengan hasil penjualan. Jika hasil penjualan lebih
besar daripada nilai nominal, maka selisihnya merupakan pendapatan
bunga. Sebaliknya jika hasil penjualan lebih kecil daripada nilai
nominal maka selisihnya dicatat sebagai beban bunga. Dengan demikian
jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 15 Mei 2006 adalah sebagai
berikut:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Mei 2 |
Kas
Piutang Wesel
Pendapatan Bunga |
2,553.54 |
2,500.00
53.54 |
Jika saat jatuh tempo, debitur membayar ke bank, PT ABC tidak
menjurnal. Tetapi jika pada saat jatuh tempo, debitur tidak sanggup
membayar dan bank menagih pada PT ABC sebesar $2,575, maka jurnal yang
dibuat PT ABC adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Juni 14 |
Piutang
Kas |
2,575 |
2,575 |
-
PIUTANG USAHA BIASA
-
Timbulnya piutang dan akuntansinya
Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena
perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat
pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan baran/jasa yang
dijual.
-
Penjualan barang/jasa
Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, misalkan perusahaan pada
tanggal 5 Januari 2006 telah menjual jasa sebesar Rp 5.000.000,00.
Karena perusahaan sudah menyerahkan jasa, maka perusahaan dapat mengakui
piutang dan pendapatan jasa dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Jan 5 |
Piutang Usaha
Pendapatan Usaha |
5.000.000 |
5.000.000 |
-
Pemberian Pinjaman
Piutang juga dapat timbul karena perusahaan memberi pinjaman uang
pada perusahaan lain. Misalnya pada tanggal 15 Januari 2006 PT Angkasa
Pura II telah memberi pinjaman kepada pegawai sebesar Rp 500.000,00 maka
jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2006
Jan 15 |
Piutang Pegawai
Kas |
500.000 |
500.000 |
-
Kerugian Piutang
Piutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua metode dalam akuntansi kerugian piutang, yaitu:
-
Metode Langsung
Jika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan.
Jika ada piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening
Piutang dikredit. Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun
disajikan dalam Laporan Laba Rugi.
-
Metode Cadangan/Penyisihan
Jika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk
cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian
Piutang dan mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir
tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan
Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca
sebagai pengurang Piutang.
Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian,
sebab kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan
mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening Cadangan dan mengkredit
rekening Piutang.
Jika banyak penghapusan piutang, saldo Cadangan dapat habis, oleh
karena itu setiap akhir tahun Cadangan disesuaikan. Jadi pencatatan
kerugian piutang dilakukan pada saat:
Berikut ini contoh ikhtisar akuntansi kerugian piutang dengan metode Cadangan:
-
Pada tanggal 31 Desember 2005 dibentuk cadangan kerugian piutang Rp 5.000,00
-
Pada tanggal 19 September 2006 dihapuskan piutang sebesar Rp 3.000,00
-
Pada tanggal 14 Desember 2006 diterima piutang yang telah dihapus Rp 2.500
|
Transaksi |
Jurnal |
Membentuk Cadangan |
Beban Kerugian Piutang
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang |
5.000 |
5.000 |
Menghapus Piutang |
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
Piutang |
3.000 |
3.000 |
Menerima Piutang yang telah dihapus |
Piutang
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang |
2.500 |
2.500 |
Kas
Piutang |
2.500 |
2.500 |
Menyesuaikan akun Cadangan |
Pada akhir tahun dilakukan penyesuian berdasarkan:
-
Penjualan b. Saldo Piutang
|
c. Menyesuaian saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang
1) Dasar Penjualan
Pertama, tentukan besarnya penjualan kredit selama setahun, jika
tidak ada data gunakan total penjualan selama satu periode. Besarnya
taksiran kerugaian ditentukan dengan mengalikan % kerugian dengan
penjualan tersebut, lalu dijurnal. Misalkan penjualan kredit selama
tahun 2005 sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan ditaksir kerugian piutang
adalah 5% x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 50.000.000,00. Jurnal yang dibuat
adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2005
Des 31 |
Beban Kerugian Piutang
Penyisihan Ker. Piutang |
50.000.000 |
50.000.000 |
2) Dasar Piutang
Terdapat tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:
-
Menentukan besarnya taksiran kerugian piutang;
-
Membandingkan taksiran kerugian piutang dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan;
-
Membuat jurnal jika hasil perbandingan pada poin b tidak sama.
Langkah pertama:
Untuk menentukan besarnya taksiran kerugian piutang dikemudian hari,
dapat didasarkan pada: (1) Total piutang pada akhir tahun, atau (2) Umur
masing-masing tagihan.
-
Didasarkan pada Total Piutang
Caranya dengan mengalikan total piutang dari rekening “Piutang”
dengan % yang telah ditetapkan. Misalnya dari PT ABC diperoleh data
sebagai berikut dan taksiran kerugaian piutang adalah 15% dari total
piutang.
DEBITUR |
JUMLAH |
TGL FAKTUR |
TGL JATUH TEMPO |
PT A |
2.000 |
20/12/2005 |
20/01/2006 |
PT B |
2.500 |
15/10/2005 |
15/11/2005 |
PT ABC |
1.000 |
15/11/2005 |
15/12/2005 |
PT X |
3.000 |
3/10/2005 |
3/11/2005 |
PT Y |
2.500 |
3/7/2005 |
3/8/2005 |
PT Z |
1.000 |
3/8/2005 |
3/9/2005 |
JUMLAH |
12.000 |
|
|
Taksiran kerugian piutang = 15% x Rp 12.000,00 = Rp 1.800,00.
-
Didasarkan pada Umur Piutang
Caranya hampir sama, namun saldo rekening piutang dianalisis terhadap
tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo, kemudian dikelompokkan
menurut umurnya. Kemudian saldo masing-masing kelompok piutang dikalikan
dengan prosentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman. Cara
menentukan umur piutang dapat dicari (a) dari tanggal faktur ke 31
Desember atau (b) dari tanggal jatuh tempo ke 31 Desember.
-
Umur piutang dihitung dari tanggal jatuh tempo ke tanggal 31 Desember
Karena ada kemungkinan terdapat piutang yang belum jatuh tempo maka
biasanya pengelompokannya meliputi piutang yang belum jatuh tempo dan
yang sudah lewat waktu. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai
berikut:
Umur Piutang |
% Taksiran Kerugian Piutang |
Belum jatuh tempo |
10% |
Lewat waktu s.d. 30 hari |
15% |
Lewat waktu lebih dari 30 hari |
20% |
Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:
Nama Debitur |
Jumlah |
Belum Jatuh Tempo |
Lewat s.d 30 Hari |
Lewat Waktu > 30 Hari |
PT A |
2.000 |
2.000 |
|
|
PT B |
2.500 |
|
|
2.500 |
PT ABC |
1.000 |
|
1.000 |
|
PT X |
3.000 |
|
|
3.000 |
PT Y |
2.500 |
|
|
2.500 |
PT Z |
1.000 |
|
|
1.000 |
Jumlah |
12.000 |
2.000 |
1.000 |
9.000 |
% Penyisihan |
|
10% |
15% |
20% |
Jumlah Penyisihan |
2.150 |
200 |
150 |
1.800 |
-
Umur piutang dihitung dari tanggal faktur ke tanggal 31 Desember
Karena umur piutang dihitung dari tanggal faktur, maka biasanya
pengelompokan umur piutang berdasarkan jumlah hari. Misalkan prosentase
kerugian ditaksir sebagai berikut:
Umur Piutang |
% Taksiran Kerugian Piutang |
s.d. 30 hari |
10% |
31 s.d. 60 hari |
15% |
lebih dari 60 hari |
20% |
Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:
Nama Debitur |
Jumlah |
s.d. 30 hari |
31 s.d. 60 hari |
Lebih dari 60 hari |
PT A |
2.000 |
2.000 |
|
|
PT B |
2.500 |
|
|
2.500 |
PT ABC |
1.000 |
|
1.000 |
|
PT X |
3.000 |
|
|
3.000 |
PT Y |
2.500 |
|
|
2.500 |
PT Z |
1.000 |
|
|
1.000 |
Jumlah |
12.000 |
2.000 |
1.000 |
9.000 |
% Penyisihan |
|
10% |
15% |
20% |
Jumlah Penyisihan |
2.150 |
200 |
150 |
1.800 |
Langkah kedua:
Membandingkan antara jumlah taksiran kerugian piutang yang telah
dihitung dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang.
Dari perbandingan ini akan ada 4 kemungkinan, yaitu:
-
Rekening Cadangan bersaldo Kredit yang sama dengan taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, tidak ada penyesuaian.
-
Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih kecil dari taksiran
kerugian piutang hasi perhitungan, perlu ditambah dengan membuat jurnal
penyesuaian.
-
Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih besar dari taksiran
kerugian piutang hasil perhitungan, perlu dikurangi dengan membuat
jurnal penyesuaian.
-
Jika Cadangan bersaldo debet, berarti Cadangan yang dihitung tahun
lalu kurang, sehingga rekening Cadangan harus dikredit sejumlah saldo
debet ditambah dengan jumlah taksiran kerugian piutang hasil
perhitungan.
Langkah ketiga:
Kasus I
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp
2.150,00, maka tidak perlu ayat jurnal penyesuaian.
Kasus II
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp
2.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2005
Des 31 |
Beban Kerugian Piutang
Penyisihan Ker. Piutang |
150 |
150 |
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
|
|
|
Des 31 |
|
2.000 |
|
|
|
31 |
AJP |
150 |
Beban Kerugian Piutang
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Des 31 |
AJP |
150 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kasus III
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp
3.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2005
Des 31 |
Penyisihan Ker. Piutang
Beban Kerugian Piutang |
850 |
850 |
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
31 |
AJP |
850 |
Des 31 |
|
3.000 |
|
|
|
|
|
|
Beban Kerugian Piutang
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
|
|
|
Des 31 |
AJP |
850 |
|
|
|
|
|
|
Kasus IV
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian
piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan debet Rp
1.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2005
Des 31 |
Beban Kerugian Piutang
Penyisihan Ker. Piutang |
3.150 |
3.150 |
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Des 31 |
|
1.000 |
Des 31 |
AJP |
3.150 |
|
|
|
|
|
|
Beban Kerugian Piutang
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Tgl |
Uraian |
Jumlah |
Des 31 |
AJP |
3.150 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Penyajian di Neraca
Piutang di sajikan di neraca sebesar nilai realisasinya. Nilai ini
adalah jumlah yang akan diterima berupa nilai nominal dikurangi denan
taksiran kerugian piutang yang telah dibentuk dan disesuaikan setiap
akhir tahun. Dengan demikian jumlah tersebut merupakan jumlah yang
diharapkan dapat ditagih.
Dengan data di atas, Neaca PT ABC akan tampak sebagai berikut:
PT ABC
Neraca
31 Desember 2005
Harta Lancar:
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00
Penyisihan Kerugian Piutang (Rp 2.150,00) Rp 9.850,00
Kadangkala perusahaan memberikan potongan tunai dan kesempatan untuk
mengembalikan barang (retur penjualan). Jika perusahaan telah menjual
barang dengan syarat di atas, maka ada kemungkinan pembeli akan membayar
dalam masa diskon atau bahkan pembeli dapat saja mengembalikan barang
ke perusahaan. Agar perusahaan dapat menyajikan nilai piutang sebesar
nilai realissi, maka pada akhir tahun perusahaan membuat jurnal untuk
mengakui retur dan pemberian potongan penjualan walaupun belum terjadi
retur dan pemberian potongan tunai penjualan. Jurnal itu juga dmaksudkan
untuk mengurangi nilai piutang sehingga nilai yang disajikan adalah
sebesar nilai yang dapat direalisir. Misalkan pada akhir tahun 2005
diperkirakan bahwa debitur akan membayar dengan diskon Rp 20,00 dan
melakukan retur Rp 100,00, maka perusahaan pada tanggal 31 Desember 2005
akan membuat jurnal:
Tgl. |
Akun |
Debet |
Kredit |
2005
Des 31 |
Potongan Tunai Penjualan
Cadangan Pot. Tunai Penjualan |
20 |
20 |
Retur Penjualan
Cadangan Retur Penjualan |
100 |
100 |
PT ABC
Neraca
31 Desember 2005
Harta Lancar:
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00
Cadangan Pot Tunai & Retur Rp 120,00
Penyisihan Kerugian Piutang Rp 2.150,00 (Rp 2.270,00) Rp 9.730